Ramadhan tahun lalu, malam begini biasanya dia ada depan masjid
komplek, nongkrong sambil cerita hal-hal sepele dan nggak penting. Aku menyimak
setiap kata yang keluar dari mulutnya, seakan semuanya penting, yang tidak lucu
jadi lucu, yang tidak menarik jadi berharga, pokoknya asyik lah. Kami tidak
terlalu akrab, bicara hanya seadanya, menyapa hanya seperlunya. Kadang setiap
malam kami berkumpul tujuh sampai sepuluh orang, ada teman, kerabat, teman dari
teman, pacar dari teman, dan temannya pacar teman, cukup asyik dapat teman baru
dan kadang ada yang nyantol juga di hati.
Tapi Ramadhan tahun ini, sudah setengah bulan, 15 hari kami
nongkrong di depan masjid komplek, hanya saja dia belum pernah sekalipun hadir.
Kadang ingin rasanya bertanya sama teman-teman yang lain, tapi terasa canggung
saja, cowok kok nanya cowok, meski sah dan tidak ada yang salah dengan itu.
Candaan teman2 mulai terasa garing, obrolan jadi membosankan,
aku juga sudah malas ikut nimbrung, tapi siapa tahu dia datang, kan jadi rugi
juga. Kalau bertanya perasaanku padanya, tentu saja banyak hal yang membuatku
tertarik, tidak perlu dijabarkan panjang lebar, yang jelas dia "TIPEKU
BANGET".
Cukup 15 menit saja aku ikut kumpul, ku langkahkan kaki pulang
ke rumah, meski cuma beberapa puluh meter, sendirian ditemani suara jangkrik
dan hembusan angin malam yang dingin, pengaruh musim kemarau yang sudah cukup
lama melanda negeri ini.
Papa sedang sibuk dengan kerjaan yang menumpuk, mama juga sibuk
dengan aktivitas malam nya, bersih-bersih meja makan, dapur dan macam-macam
lagi, sesekali mama menerima telpon dari banyak orang tua calon siswa yang
berkepentingan masuk sekolah. Aku duduk di depan televisi, semua chanel TV
acaranya itu2 saja, mungkin lebih asyik nonton film online gratis terbaru di
filmbagus21 atau bioskop25.
samar-samar terdengar mama sedang bicara sama seseorang, dengan
rasa malas aku menjulurkan leher ke arah ruang tamu, seorang cowok lebih muda
satu tahun dariku, berkulit putih bersih dan tentunya "cakep"
menurutku, dialah yang menjadi lawan biacara mama, dan dia juga anak yang
selalu aku tunggu tiap malam di depan masjid komplek itu.
"Verr sini!" mama memanggilku
"ya ma" jawabku sambil berjalan ke ruang tamu.
"Ini Fathur, anaknya pak Khairul, yang tinggal di RT 6,
teman SD kamu dulu kan" ucap mama sambil memegang pundakku.
Aku tersenyum, anak itu juga tersenyum. Mama masuk ke dalam
sambil membawa bungkusan, kelihatannya itu bungkusan yang dibawa oleh Fathur
ini. Aku jadi salah tingkah, Fathur juga tidak banyak biacara, sesekali mata
kami saling bertemu. Setengah bulan ditunggu nggak pernah muncul, malah malam
minggu begini dia ngapel ke rumah ku (wkwkwkwkwkwk ngarep banget, padahal dia
lagi ngatar bungkusan, nggak tau isinya apa, ntar deh setelah status ini aku
post baru aku buka bungkusannya, kali aja ada surat cinta buatku wkwkwkwkwk)
Fathurrahamn nama lengkap anak itu, anak seorang perwira menegah
di Korem 043/Gatam. Aku satu sekolah dengannya waktu SD, tapi kami tidak akrab,
karena dia adik tingkatku. sedangkan semasa SMP dan SMA aku di asrama, jadi
kami tidak pernah berhubungan sama sekali, hingga beberapa tahun terakhir ini,
ya saat bulan Ramadhan, di depan masjid komplek.
Kami berkumpul, bercerita, dan banyak hal lainnya, aku cukup
terkejut ketika menyadari bahwa kami dulu satu SD, aku jadi ragu untuk
memastikannya, dia juga tidak pernah menyinggung hal itu, jadi kami hanya
kumpul-kumpul saja. Saat kumpul di depan masjid komplek kami tidak pernah
bicara berdua secara langsung untuk tema tertentu, melainkan ngobrol rame2
dengan tema yang berubah-ubah, tapi jujur saja aku memperhatikannya,
senyumannya, cara bicaranya, tawanya bahkan setiap gerak geriknya, semuanya
begitu menarik dan membuatku semakin ingin mendekatinya, walaupun sebatas
angan-angan saja.
Waktu SD menurutku dia tidak cakep sama sekali, tapi sekarang
penilaianku sudah melewati batas maksimal, tapi bagaimana selanjutnya?
Entahlah, saat aku posting tulisan ini di status Facebook ku ini, kejadian itu
baru terjadi 13 menit yang lalu, aku akan tertidur dan memikirkan apa yang aku harapkan
terjadi nanti, yang jelas sekarang aku menyadari, ternyata ada tetanggaku yang
benar-benar bikin aku galau.
dek lanjutan cerita di asramanya kemana... :(
ReplyDeleteayo dek dilanjut...
semangat ya bikin ceritanya...
iya, lagi susah bagi waktu, pasti dilanjutin kok. ditunggu ya.
ReplyDelete