Story BY: Leoverry

CURHAT # 1

Ramadhan tahun lalu, malam begini biasanya dia ada depan masjid komplek, nongkrong sambil cerita hal-hal sepele dan nggak penting. Aku menyimak setiap kata yang keluar dari mulutnya, seakan semuanya penting, yang tidak lucu jadi lucu, yang tidak menarik jadi berharga, pokoknya asyik lah. Kami tidak terlalu akrab, bicara hanya seadanya, menyapa hanya seperlunya. Kadang setiap malam kami berkumpul tujuh sampai sepuluh orang, ada teman, kerabat, teman dari teman, pacar dari teman, dan temannya pacar teman, cukup asyik dapat teman baru dan kadang ada yang nyantol juga di hati.

Tapi Ramadhan tahun ini, sudah setengah bulan, 15 hari kami nongkrong di depan masjid komplek, hanya saja dia belum pernah sekalipun hadir. Kadang ingin rasanya bertanya sama teman-teman yang lain, tapi terasa canggung saja, cowok kok nanya cowok, meski sah dan tidak ada yang salah dengan itu.

Candaan teman2 mulai terasa garing, obrolan jadi membosankan, aku juga sudah malas ikut nimbrung, tapi siapa tahu dia datang, kan jadi rugi juga. Kalau bertanya perasaanku padanya, tentu saja banyak hal yang membuatku tertarik, tidak perlu dijabarkan panjang lebar, yang jelas dia "TIPEKU BANGET".

Cukup 15 menit saja aku ikut kumpul, ku langkahkan kaki pulang ke rumah, meski cuma beberapa puluh meter, sendirian ditemani suara jangkrik dan hembusan angin malam yang dingin, pengaruh musim kemarau yang sudah cukup lama melanda negeri ini.

Papa sedang sibuk dengan kerjaan yang menumpuk, mama juga sibuk dengan aktivitas malam nya, bersih-bersih meja makan, dapur dan macam-macam lagi, sesekali mama menerima telpon dari banyak orang tua calon siswa yang berkepentingan masuk sekolah. Aku duduk di depan televisi, semua chanel TV acaranya itu2 saja, mungkin lebih asyik nonton film online gratis terbaru di filmbagus21 atau bioskop25.
samar-samar terdengar mama sedang bicara sama seseorang, dengan rasa malas aku menjulurkan leher ke arah ruang tamu, seorang cowok lebih muda satu tahun dariku, berkulit putih bersih dan tentunya "cakep" menurutku, dialah yang menjadi lawan biacara mama, dan dia juga anak yang selalu aku tunggu tiap malam di depan masjid komplek itu.

"Verr sini!" mama memanggilku

"ya ma" jawabku sambil berjalan ke ruang tamu.

"Ini Fathur, anaknya pak Khairul, yang tinggal di RT 6, teman SD kamu dulu kan" ucap mama sambil memegang pundakku.

Aku tersenyum, anak itu juga tersenyum. Mama masuk ke dalam sambil membawa bungkusan, kelihatannya itu bungkusan yang dibawa oleh Fathur ini. Aku jadi salah tingkah, Fathur juga tidak banyak biacara, sesekali mata kami saling bertemu. Setengah bulan ditunggu nggak pernah muncul, malah malam minggu begini dia ngapel ke rumah ku (wkwkwkwkwkwk ngarep banget, padahal dia lagi ngatar bungkusan, nggak tau isinya apa, ntar deh setelah status ini aku post baru aku buka bungkusannya, kali aja ada surat cinta buatku wkwkwkwkwk)

Fathurrahamn nama lengkap anak itu, anak seorang perwira menegah di Korem 043/Gatam. Aku satu sekolah dengannya waktu SD, tapi kami tidak akrab, karena dia adik tingkatku. sedangkan semasa SMP dan SMA aku di asrama, jadi kami tidak pernah berhubungan sama sekali, hingga beberapa tahun terakhir ini, ya saat bulan Ramadhan, di depan masjid komplek.

Kami berkumpul, bercerita, dan banyak hal lainnya, aku cukup terkejut ketika menyadari bahwa kami dulu satu SD, aku jadi ragu untuk memastikannya, dia juga tidak pernah menyinggung hal itu, jadi kami hanya kumpul-kumpul saja. Saat kumpul di depan masjid komplek kami tidak pernah bicara berdua secara langsung untuk tema tertentu, melainkan ngobrol rame2 dengan tema yang berubah-ubah, tapi jujur saja aku memperhatikannya, senyumannya, cara bicaranya, tawanya bahkan setiap gerak geriknya, semuanya begitu menarik dan membuatku semakin ingin mendekatinya, walaupun sebatas angan-angan saja.

Waktu SD menurutku dia tidak cakep sama sekali, tapi sekarang penilaianku sudah melewati batas maksimal, tapi bagaimana selanjutnya? Entahlah, saat aku posting tulisan ini di status Facebook ku ini, kejadian itu baru terjadi 13 menit yang lalu, aku akan tertidur dan memikirkan apa yang aku harapkan terjadi nanti, yang jelas sekarang aku menyadari, ternyata ada tetanggaku yang benar-benar bikin aku galau.


2 comments:

  1. dek lanjutan cerita di asramanya kemana... :(
    ayo dek dilanjut...
    semangat ya bikin ceritanya...

    ReplyDelete
  2. iya, lagi susah bagi waktu, pasti dilanjutin kok. ditunggu ya.

    ReplyDelete